Sejarah

Sejarah





1.  Mitos
Pada zaman dahulu ada seorang pemuda yang bernama jaka saliwah, jaka berarti lelaki atau pemuda sedangkan saliwah berarti tidak sama atau tidak satu warna. wajah jaka saliwah terdiri 2 warna hitam dan putih sebelah warna putih dan sebelah nya lagi warna hitam. dia sudah ditakdirkan dari semenjak lahir berwajah dua rupa. 
betapa sedih dan pilu menerima kenyataannya namun tuhan telah menghendakinya, orang tua jaka hanya bisa berdoa mudah-mudahan,kesabaran, dan keimanan.
jaka saliwah tergolong anak yang cerdas dari semenjak kecil, sayangnya dia tidak beragama islam. dan diapun bekerja menjadi suri tauladan teman-teman sebayanya. ketidaksamaan warna muka tidak menjadi penghalang dan rendah diri tetapi jaka sawilah selalu ceria. usia semakin dewasa mulailah jaka sawilah rendah diri apalagi ada temannya mengolok-olok, kata cemoohan dan kadang mereka diluar batas kesopanan.
orang tuanya tidak tega melihat anaknya selalu menjadi bahan cemoohan teman-temannya, merekapun mencari orang yang mengerti dan bisa menunjukan menerima saran dan pendapat. 
pada akhirnya ada seseorang yang dianggap sakti dan memiliki ilmu yang tinggi beliau berada di cidayeh/cikuya disana ada orang yang dianggap pemuka agama islam dan mempunyai banyak santri beliau bernama Syekh Datuk Putih dan dibawalah jaka sawilah kepada beliau.
jaka sawilah pun memasuk islam dengan membaca 2 kalimat syahadat, Syekh Datuk Putih mengajarkan agama islam dan syekh datu putih pun berbicara kepada jaka sawilah 'Allah akan memberikan mukjizat

2.      2. Fakta 
Kura kura Belawa  adalah suatu objek wisata yang terletak di desa belawa kecamatan Lemah Abang kabupaten Cirebon yang terbentuk pada tahun 60­-an, menurut masyarakat sekitar adanya kura-kura berawa sudah sejak zaman dahulu terdapat kura-kura di daerah tersebut. Awal mula muncul kura-kura terdapat  sekitar 300 ekor  kura-kura dengan jenis labi-labi (kura-kura air tawar). Ada satu kura-kura yang tertua umurnya kurang lebih 60 tahun dan beratnya mencapai 60kg. dan uniknya kura-kura jenis ini hanya ada di desa belawa di jawa barat, adanya kura-kura ini tidak diketahui oleh warga sekitar dan konon katanya ada sangkut pautnya dengan kitab suci
Pada tahun 2010 objek wisata ini mengalami kematian, hingga tersisa sekitar 100 ekor. Akibatnya, tempat penempatan kura-kura tersebut menjadi satu dengan berbagai macam jenis penyakit hingga tertular dengan kura-kura yang lainya.
Pada tahun 2015 dapat bantuan biaya dari dinas peternakan, namun pada tahun 2018 ini, biaya tersebut pindah alih diberikan kepada pemerintah desa. Dalam 1 tahun mendapatkan biaya dari karcis kurang lebih Rp. 6.000.000.
Dengan biaya tersebut sangatlah kurang untuk perawatan kura-kura  dengan lingkunganya, apalagi dengan tempat penetasan kura-kura sangatlah kurang.sedangkan pada tahun 2018 ini jumlah kura-kura naik sekitar 60% kurang lebih 1000 ekor kura- kura, sedangkan kura-kura sehari makan bisa mencapai 4kg ayam segar.
Dengan biaya masuk seharga 3000 rupiah  perorang, hanya untuk parkir wisata kura kura belawa ini memiliki fasilitas umum seperti kamar mandi , mushola, warung,  saung , serta kolam terapi ikan.

0 komentar :

Posting Komentar